Peserta UKBI tengah mengerjakan soal-soal uji kemahiran bahasa Indonesia.
Peserta UKBI tengah mengerjakan soal-soal uji kemahiran bahasa Indonesia.

Warta Kampus, Senin (10 Februari 2014)__Upaya mengembangkan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional rupanya bukan sekadar isapan jempol. Bahkan, sebagaimana diakui Koordinator Bidang Pembinaan dan Pemasyarakatan Balai Bahasa Jawa Tengah, Suryo Handono, bahasa Indonesia telah digunakan oleh seperlima masyarakat dunia.

“Dengan posisi yang demikian, maka upaya untuk meningkatkan status bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional tidak dapat lagi dikatakan sebagai sesuatu yang tidak mungkin. Kami, melalui kemendikbud bahkan telah mengusulkan agar bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi ASEAN,” ungkap Suryo Handono.

Lebih lanjut, Suryo Handono mengakui, untuk dapat meningkatkan status bahasa Indonesia ke kancah bahasa pergaulan dunia, perlu adanya upaya serius untuk menyosialisasikannya kepada masyarakat. Salah satunya dengan menyelenggarakan Uji Kemahiran Bahasa Indonesia yang dilaksanakan di Kampus Universitas Pekalongan, hari Senin (17/2).

“Uji Kemahiran Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengukur ketepatan tingkat pemakaian bahasa di masyarakat. Uji ini seperti halnya tes yang dilakukan dalam pemakaian bahasa Inggris,” papar Suryo Handono.

Melalui Uji Kemahiran Bahasa Indonesia, diharapkan akan tumbuh kesadaran masyarakat untuk menggunakan bahasa Indonesia secara tepat. Dengan demikian, bahasa Indonesia akan memiliki ukuran yang standar seperti bahasa Inggris.

“Kami sudah menyelenggarakan UKBI di berbagai daerah di Jawa Tengah. Bahkan di salah satu SMK di Kabupaten Pati, setiap tahun mengikutsertakan 300an siswanya untuk ikut UKBI. Mereka bahkan menjadikan UKBI sebagai syarat bagi siswa untuk dapat melanjutkan studi atau bekerja di perusahaan-perusahaan Indonesia di luar negeri,” ujar Suryo Handono.

Diakuinya, UKBI bahkan sudah menjadi persyaratan bagi calon lulusan magister maupun doktoral di berbagai perguruan tinggi di Jawa Tengah. “Harapannya, UKBI yang diselenggarakan di Unikal dapat dilaksanakan secara berkelanjutan. Kalau perlu menjadi agenda rutin tahunan,” tuturnya.

Sementara itu, di dalam penyelenggaraan UKBI di Unikal kali ini, sebagaimana dituturkan Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, M. Haryanto, S.Pd., M.Hum merupakan tindak lanjut kerja sama yang telah dilakukan sejak beberapa waktu lalu. Menurutnya, pelaksanaan UKBI di Unikal kali ini menjadi salah satu agenda penting bagi masyarakat Pekalongan, terutama bagi kalangan civitas akademika, di dalam menyadarkan arti dan fungsi bahasa Indonesia.

“Kedudukan bahasa Indonesia sebenarnya tidak jauh beda dengan bahasa-bahasa lain. Jika di dalam pemakaian bahasa asing (Inggris) mengenal uji kemahiran yang baku, mengapa tidak pada bahasa Indonesia? Oleh sebab itu, UKBI menjadi bagian penting yang harus diseriusi oleh semua pihak,” tuturnya.

Namun, ketika disinggung mengenai tujuan penyelenggaraan UKBI kali ini, Kaprodi PBSI FKIP Unikal ini menyatakan, salah satu tujuan yang hendak dicapai adalah meningkatkan kemahiran berbahasa bagi mahasiswa. Terutama dalam upaya meningkatkan keterampilan menulis. Diakuinya, selama ini pemakaian bahasa Indonesia di kalangan mahasiswa, terutama pada mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Unikal masih terkesan amburadul.

“Penyelenggaraan UKBI di Unikal ini yang pertama kali di tingkat Perguruan Tinggi di Pekalongan. Jadi, harapannya ini akan menjadi awal yang baik guna menyebarkan virus kecintaan kepada bahasa kita sendiri,” tandasnya.

Penyelenggaraan UKBI yang dilaksanakan di ruang Aula Unikal ini diikuti oleh lebih dari 300 mahasiswa dari tiga prodi di lingkungan FKIP. Di antaranya, 150 peserta dari prodi PBSI, 125 dari prodi PMTK, dan 140 dari prodi PBI.

Beberapa mahasiswa peserta UKBI mengaku senang mengikuti UKBI. Menurut mereka, UKBI merupakan pengalaman baru bagi mereka. Bahkan sebagaimana diakui Sartika, UKBI perlu untuk dilakukan di semua perguruan tinggi.

Sementara itu, Fendi, mahasiswa PBSI semester 8 mengaku, UKBI perlu diberlakukan untuk seluruh fakultas di Unikal. Apalagi misi UKBI dilakukan untuk menginternasionalkan bahasa Indonesia. “Tentunya, kita mesti bangga dong dengan bahasa sendiri. Apalagi mau dijadikan sebagai bahasa ASEAN,” tuturnya.

Kendati demikian, beberapa mahasiswa lain menyayangkan pelaksanaan UKBI kali ini yang masih kurang terkoordinir dengan baik. Utamanya dalam hal administrasi kepesertaan yang masih perlu dibenahi.

Berita versi video klik di sini.