Gandewa (Gerakan Pendedar Wawasan Sastra)
Merupakan unit pengembangan bakat dan minat mahasiswa di bidang seni panggung, penulisan karya sastra, baca puisi, musikalisasi puisi, dan pembuatan film. Berdiri tanggal 6 Juni 2010 dibentuk atas inisiatif Emha Jayabrata (cah angon di PBSI) dengan empat orang mahasiswa yakni R.Kumar Jaya, Adi Sofyan, Endi Widiyanto, dan Salis Fatahilah. Awalnya oraganisasi ini hanya beranggotakan empat orang dengan debut-debut awal yakni fokus pada pembuatan film dan baca puisi, namun semakin hari peminatnya semakin banyak dan bertambah. Di usia yang masih muda, Gandewa telah memiliki ratusan anggota. Gandewa adalah organisasi seni dan sastra yang memiliki militansi tinggi di bidang seni. Ditunjang pula dengan ikatan anggotanya yang kuat layaknya sebuah keluarga, terbukti dengan masih aktifnya para alumnus walaupun sudah tidak kuliah lagi, Gandewa memiliki capaian prestasi yang luar biasa, antara lain:

Juara 3 Baca Puisi di Peksimida Jateng tahun 2012 (Nurkhasanah)

Juara 3 Penulisan Naskah Drama Peksimida Jateng (Anik Wijayanti)

Juara Nasional Baca Puisi tahun 2013 (Ahmad Samuel J.)

Juara Harapan Penulisan Drama Peksimida Jateng ( M.Furqon)

Juara 1 Baca puisi PEKSIMIDA Jateng 2014 (M. Ahsana Ghazalba)

Jauara 2 penulisan lakon PEKSIMIDA Jateng 2014 (Ahmad Sadullah)

Tampil Tari Jlamprang di ISTANA NEGARA
disaksikan presiden dan pejabat RI dalam acara HUT RI tahun 2013.

Tampil Tari Jlamprang di Tugu Muda Jateng tahun 2013
Nomine dalam FFMI (Tim Film Gandewa)
“The Best” Musikal Puisi 2013 (Tim Musikal)
Salah satu penampil terbaik dalam festival teater 2010
Diundang untuk tampil diacara festival buku dan pengetahuan yang dihadiri walikota Semarang dan pimpinan provinsi dengan pertunjukan berjudul “sajak seorang prajurit”
Mengisi acara dalam deklarasi BELI INDONESIA yang dihadiri oleh presiden IIBF dengan tampilan berjudul “Tari Jaranan”.
Pengisi acara wajib dalam Sunday Night Club bersama UKM Musik.
Mengisi materi rutin di acara KOBES di Kabupaten Pekalongan (Fendy, Heru, Diego dan Prajurit Gandewa)
Mengadakan Perlombaan baca Puisi tingkat Nasional “PIALA GANDEWA”, rutin tiap tahun.
Mengadakan diklat sastra dan penggemblengan para prajurit gandewa, rutin tiap tahun.
Hingga kini aktif dalam produksi film indie, beberapa karyanya antara lain: Babad Pekalongan (2010), Legenda Rogoselo (2011), Gadis Pemetik Teh (2012), Mustika Kiyai Gendon (2013).

Dengan prestasinya yang banyak Gandewa masih tetap rendah diri menamakan diri sebagai “Komunitas Tong Sampah”. Semua sampah yang diremehkan, dikecilkan, dan dibuang bisa masuk ke dalam sampah, tetapi melalui proses sampah itu akan keluar menjadi barang yang berguna. Begitulah filosofi Gandewa! Bisa jadi mulanya orang-orang yang masuk dan bergabung didalamnya adalah orang-orang yang diremehkan awalnya, tetapi setelah berproses orang-orang itu ternyata menjadi orang-orang yang berprestasi.